Jurnal Bunda Cekatan: Membuat Peta Belajar

 Bunda Cekatan #3

Jurnal Bunda Cekatan: Membuat Peta Belajar

Setelah menyelesaikan jurnal bunda cekatan menemukan telur jingga, kini saatnya fokus untuk membuat peta belajar. Jurnal bunda cekatan membuat peta belajar ini sangat penting karena dengan adanya peta belajar diharapkan kita lebih fokus dengan apa yang akan dipelajari selama di bunda cekatan ini. Selain itu peta belajar juga akan membantu untuk menjadi sebuah reminder/pengingat tujuan  belajar dan materi apa saja yang harus dipelajari. Peta belajar juga akan sangat berguna saat kita oleng dan butuh pegangan sehingga peta ini menjadi panduan dalam belajar.

Pada jurnal bunda cekatan menemukan telur jingga sebelumnya saya sudah memilih hal-hal apa saja yang akan saya fokuskan untuk dipelajari di kelas bunda cekatan ini. Dengan strong why kebutuhan anak saya akan gizi agar tumbuh kembangnya tercapai dengan baik, maka saya memilih cooking and nutrition, mindfulness, managemen waktu, tumbuh kembang anak, dan fun learning for kids. Kelima ilmu tersebut saya anggap saling berhubungan untuk bisa mencapai tujuan belajar saya.


 
Kami diminta untuk membuat peta belajar yang spesifik, sesuai dengan kepribadian kami atau istilahnya yang gue banget. Jangan membuat peta belajar replika orang lain karena kita akan merasa berat atau kesulitan saat menjalaninya. Setelah mencoba melihat peta-peta yang sudah disetorkan di grup belajar untuk sekadar belanja ide, saya memutuskan peta belajar ini yang paling sesuai dengan kebutuhan saya. 

Inilah peta belajar Mom & Son Master Chef, selain karena alasan kebutuhan gizi yang harus segera dipenuhi, hal ini juga karena saya suka kegiatan memasak dan anak saya pun suka kegiatan memasak. Dengan harapan melibatkan anak saya secara langsung dalam kegiatan belajar kali ini, akan membuat dia juga semakin menyadari pentingnya makan dengan sehat dan baik, juga bisa lebih mencintai makanan yang disajikan di rumah. Harapan saya tentu saja kegiatan ini bisa membuat sifat picky eater yang ada menjadi lebih moderate dan kebutuhan gizinya bisa terpenuhi tanpa paksaan. 

Tujuan belajar yang ingin saya capai adalah: 
1. Memperbaiki pola makan keluarga ~ reconnect with food
2. Meningkatkan asupan gizi untuk tumbuh kembang anak
3. Cekatan memasak menu sehat ramah anak (accepted by kid)
4. Create fun activities with kid in the kitchen

Ilmu khusus yang saya tulis di peta belajar ini agak sedikit berbeda dengan telur jingga sebelumnya karena setelah saya telaah lebih dalam akan kebutuhan saya dan ketersediaan sumber belajar yang saya punya, juga dengan membandingkan materi dari sumber buku dan kelas-kelas online terkait maka ilmu inilah yang saya pilih. Saya memilih subjek cooking and nutrition, healthy food for kid approved, mindful eating, dan fun learning in the kitchen. Bagian managemen waktu secara tidak langsung akan saya terapkan juga saat saya harus mengerjakan dan mengelola semua hal tersebut sehingga saya tidak membuat hal khusus untuk ilmu managemen waktu (dari pilihan telur jingga).

Untuk ilmu cooking and nutrition ada banyak sekali cabang ilmu yang bisa dipelajari, kali ini saya hanya fokus pada kebutuhan memasak dan gizi anak. Maka saya memakai USDA nutrition guidelines untuk melihat kebutuhan nutrisi anak. Hal ini juga sebagai panduan untuk melihat tumbuh kembang anak agar selaras. Ada banyak bahan pangan dan alat memasak yang bisa digunakan, juga metode memasak dan metode penyimpanan bahan pangan. Maka untuk fokus pada kebutuhan memasak bersama anak, saya juga akan fokus pada beberapa bahan makanan yang memang bisa diterima anak. Saya juga akan menentukannya dalam subjek Ingredients should have in the kitchen, Elements of healthy kitchen, stocking a kitchen pantry dan fun cooking. 

Salah satu tujuan utama belajar ini adalah memasak makanan sehat yang ramah anak, atau healthy food for kid approved. Selama ini saya sudah menerapkan pola makan sehat dan memasak makanan sehat untuk keluarga, tetapi sayangnya masakan tersebut masih sering ditolak oleh anak saya dengan berbagai alasan. Kali ini tentu saja saya harus mencoba membuat menu yang dapat diterima oleh anak saya, walaupun mungkin dengan ini saya harus membuat beberapa tipe masakan yang berbeda karena kebutuhan orang dewasa (suami) tentu saja berbeda pula. Harapan saya dengan perlahan anak saya kelak dapat menyesuaikan lidahnya dan bisa menerima aneka jenis masakan. 

Hal-hal yang saya butuhkan untuk membuat menu makanan sehat ramah anak antara lain adalah:
1. Health and nutrition (ini juga bersinggungan dengan materi USDA nutrition guidelines)
2. Elements of balance meal (saya juga perlu membuat menu yang seimbang sesuai kebutuhan gizi dan standar kesehatan)
3. Navigating the Supermarket (untuk bisa fokus belanja sesuai kebutuhan saja, dan kegiatan belanja bersama anak dimana dia sendiri yang akan memilih dan mengenali bahan yang akan dimasak nanti)
4. Deal with picky eater ( saya harus punya kesabaran dan kemampuan untuk bisa win win solution saat anak saya ternyata menolak apa yang sudah kami masak bersama)
5. The dinner table (kembali menetapkan aturan dan kesepakatan makan di meja makan atau kegiatan saat waktu makan bersama keluarga)
6. Labels, allergies, and taste (pentingnya mengajarkan kemampuan untuk membaca label kemasan pada bahan pangan, juga mengenali alergi yang mungkin ada juga tentang aneka rasa makanan dan cara untuk mengontrol diri agar tidak makan secara berlebihan walaupun makanan tersebut sangat disukai, atau sebaliknya bersikap terhadap makanan yang tidak disukai)
7. Sustainable eating (berharap dapat menerapkan sustainable eating dan hal terkait, minimal mengajarkan anak untuk lebih menghargai proses bagaimana makanan bisa sampai di meja makan)

Ilmu lain dari telur jingga yang telah saya pilih adalah mindfulness. Banyak hal terkait mindulness ini dan karena saya sedang fokus pada makanan, maka saya juga akan fokus pada mindful eating. Mengapa saya perlu menerapkan mindful eating? Karena saya ingin agar keluarga kami bisa lebih mindful saat makan, saya ingin kami sekeluarga bisa kembali terhubung dengan baik pada makanan. Bukan hanya sekadar makan seperti robot dan merasa kenyang tetapi tidak tahu atau tidak paham rasa dan kenikmatan dari makanan yang ada. 

Saya ingin saat menikmati makanan bisa lebih santai dan fokus, sehingga kelak waktu makan bisa menjadi sebuah memori yang indah yang bisa selalu dikenang. Sebagaimana saya selalu ingat akan rasa dan masakan buatan ibu saya atau saat istimewa bersama keluarga dengan  menikmati makan bersama. Saya juga ingin anak saya kelak mempunyai memori indah bersama makanan dan mengenal rasa dengan baik sebagai bagian dari menikmati dan bersyukur pada Allah. 

Setelah melihat beberapa sumber ilmu tentang mindfulness, maka untuk mindful eating ini saya akan fokus pada beberapa hal saja yaitu:
1. Rebuild your relationship with food. Membangun kembali hubungan kita dengan makanan, karena selama ini kadang kita makan tanpa sadar, sekadar menunaikan kewajiban agar tidak lapar.
2. Food choices vs food preferences. Banyak pilihan makanan yang tersedia terutama saat kita harus makan di luar rumah, harus bisa memilih yang sesuai dengan norma/value yang kita punya misalnya hanya ambil yang sehat dan halal.
3. Stop the struggle. Kadang untuk urusan makan saja bisa bertengkar atau kita terlalu memaksakan diri untuk menyukai atau membenci makanan. Saya ingin agar kami bisa lebih relax dengan makanan dan tidak menyulitkan diri sendiri agar makan bisa terasa lebih nikmat.
4. Eat like you mean it. Menikmati makanan secara sadar, tidak disambi dengan aktivitas lain yang dapat mengacaukan pikiran/perasaan saat makan.
5. Eat your food and feel your feeling. Menyadari kebutuhan tubuh untuk makan/mengenali rasa lapar dan kenyang, makan sesuai kebutuhan.
6. Practise self compassion and moderation. Praktek untuk mencintai diri sendiri (dengan makan secara baik) dan moderation atau bisa menyesuaikan diri saat ada perubahan yang tidak terduga. 
7. Practise your mindful eating. Praktek makan dengan penuh kesadaran harus selalu dilakukan saat kita sudah paham alasan pentingnya melakukan mindful eating dan menikmati semua keuntungan/kebaikan dari kegiatan tersebut.

Ilmu terakhir yang ingin saya pelajari adalah membuat kegiatan Fun Learning in the Kitchen. Selain bisa untuk kegiatan belajar HS kami, saya juga ingin membangun kembali hubungan dengan makanan atau reconnect with food. Diharapkan dengan bermain dan berkegiatan yang menyenangkan bersama bahan makanan, kami bisa belajar banyak hal dan semakin mencintai makanan dan bisa lebih mindful eating.
Beberapa ilmu yang bisa saya ambil untuk kegiatan ini antara lain adalah:
1. Food as art. Membuat aneka art dengan bahan makanan.
2. Food in Science. Membuat percobaan science dengan bahan makanan.
3. Hands on Food. Mengolah bahan pangan dengan melibatkan aktivitas tangan (terutama untuk menggunakan sentuhan/mengenali sensori di tangan).
4. Music of your food. Menggunakan bahan makanan untuk membuat aneka bunyi yang bisa dihasilkan baik dengan proses/memakai alat atau secara natural.
5. Aromatic pleasures. Menggunakan bahan makanan untuk mempertajam indera penciuman dan mengenali berbagai aroma makanan.
6. Taste-bud tantalizer. Mengenali aneka rasa bahan makanan dengan permainan.
7. Sweet spots. Mengenal rasa manis dari bahan makanan, juga menahan diri untuk bisa makan makanan manis secukupnya agar tetap dapat menjaga kesehatan. 

Demikian jurnal peta belajar Mom & Son Master Chef yang saya rencanakan. Semoga peta ini bisa menjadi acuan terbaik saya dalam belajar beberapa bulan ke depan dan target tujuan belajar dapat tercapai.



Post a Comment

0 Comments