Jurnal Bunda Cekatan: Menemukan Telur Jingga

Bunda Cekatan #3


Jurnal Bunda Cekatan: Menemukan Telur Jingga





    Perjalanan di tahap telur-telur bunda cekatan ini sesungguhnya berkesinambungan, ibarat connecting the dots menjelajah ke dalam diri. Jelajah tentang apa saja yang kita butuhkan untuk belajar di bunda cekatan selama beberapa bulan ke depan. Keterampilan apa yang ingin dikembangkan, ditambah jam terbangnya, dan hal apa saja yang mendukung. Selain untuk kepentingan diri sendiri, perlu juga melihat kepentingan dan kebahagiaan orang sekitar/keluarga agar seimbang dan tidak ada yang merasa dirugikan.

    Setelah sebelumnya mendapatkan jenis keterampilan yang ingin difokuskan menjadi telur merah, kali ini perjalanan dilanjutkan dengan menentukan ilmu apa yang ingin dipelajari dan difokuskan menjadi telur jingga. Menjelajah ke dalam diri untuk melihat mana yang penting dan untuk jangka panjang. Dilihat penting dari sisi apakah memberikan kebahagiaan pada diri dan orang lain? Apakah memberikan manfaat kepada diri dan keluarga? Saat kita memilih melakukan kegiatan tersebut, apakah dirasakan mudah/easy? Apakah menikmati apa yang dikerjakan atau hanya terpaksa? Apakah kita bisa melakukannya dengan hasil excellent atau hanya sekadar bisa saja? Apakah bisa menghasilkan/earn sesuatu baik materi atau pun hal lainnya? Semuanya membuatku benar-benar menelaah diri lebih dalam dan ternyata banyak hal yang sebelumnya tidak aku sadari.

    Pada perjalanan mendapatkan telur jingga kali ini kami dibawa untuk memahami bagaimana cara belajar. Kami diajak untuk bisa memilah kebutuhan tema belajar diri, berani tegas untuk jujur dan memahami diri ini sedang butuh belajar apa. Untuk bisa mengetahui kebutuhanku untuk belajar apa, maka aku perlu menggunakan kompas 5W1H+ yaitu what, why, when, where, who, how dan + (feel). Feel dimaksudkan disini adalah tentang rasa, kebutuhan rasa apa yang ingin didapatkan, seberapa urgent kebutuhan tersebut untuk kita belajar sebuah tema belajar.




    Maka kali ini saya mencoba untuk breakdown lebih detail tentang apa yang saya butuhkan. 
What : ilmu apa yang ingin saya pelajari dan butuhkan saat ini? Setelah memilih dari telur merah yang ada, saya akan fokuskan pada belajar bento kids menu (membuat menu masakan untuk anak), mindfulness, dan time management karena ketiga hal tersebut saling berkaitan. Saya butuh ilmu mindfulness untuk menjaga kewarasan dan kestabilan emosi saya karena saya sadari tantangan yang akan saya hadapi untuk bisa membuat anak saya menerima makanan dengan bahagia. Saya juga perlu ilmu managemen waktu karena saya tidak ingin waktu saya habis di dapur saja, saya ingin dapat menggunakan waktu memasak tersebut dengan efisien dan hasilnya sukses.

When: kapan saya butuhkan untuk belajar semua hal tersebut? Saat ini dan secepatnya karena waktu saya tidak banyak. Anak saya saat ini masih dalam kondisi picky eater, dia hanya mau makan terbatas beberapa menu saja.  Sementara anak saya semakin besar dan untuk tumbuh dengan baik dia butuh nutrisi yang baik dari makanan yang akan dia makan.

Why: hal ini sangat penting bagi saya untuk bisa menguasai keahlian memasak menu sehat untuk anak dan keluarga karena kebutuhan makanan dan nutrisi untuk anak saya semakin besar sehingga dia harus belajar menerima makanan dengan bahagia dan saya ingin anak saya bisa tumbuh kembang dengan sehat dan bahagia.

Where: di mana saya akan belajar? Saya akan mempelajari ilmu ini di bunda cekatan dan mempraktekkannya setiap hari di rumah hingga kami semuanya mempunyai pola makan sehat. Selain itu saya juga mengikuti kelas belajar lainnya yang menunjang kemampuan saya dalam memasak. 

Where: dari mana sumber ilmu tersebut saya dapatkan? Saya akan mendapatkan ilmu tersebut dari buku-buku memasak dan nutrisi yang sudah saya punya atau bisa pinjam ke perpustakaan, dan beberapa kursus online di coursera yang diisi oleh orang yang kompeten/profesional di bidangnya dari beberapa universitas

Who: kepada siapa semua ini akan ditujukan? Saya akan fokus untuk kebutuhan anak saya, dan juga kebutuhan saya pribadi. 
Who: Siapa yang bisa menjadi sumber belajar saya? Jika memungkinkan tentu saja saya akan mencari mentor yang handal di bidang tersebut, beberapa mentor/tutor yang sudah ada di kelas online coursera adalah profesional di bidangnya.

How: bagaimana saya akan belajar? Saya akan menggunakan sumber belajar yang terpercaya dan mudah saya dapatkan dari sekitar atau secara online. Saya akan menggunakan cara terbaik saya dalam belajar sambil terus praktek dan review apa yang saya dapat dan bagaimana reaksi anak saya dalam proses bersama ini. Cara belajar saya sejauh ini adalah visual-auditory dimana saya senang mendengarkan penjelasan dari para ahli lewat video/langsung dan membaca materi dari buku/jurnal/majalah. Selain itu saya juga tipe yang mudah lupa jika tidak langsung praktek, maka sangat penting bagi saya untuk praktek dan latihan secara konsisten dan mereview hasilnya. Untuk lebih mahir lagi maka saya perlu untuk mengajarkannya kembali kepada orang lain sehingga saya juga bisa terus belajar dan upgrade karena dengan mengajarkan kembali akan memaksa saya untuk terus meningkatkan kualitas dan melakukan persiapan matang.



Berikut ini beberapa sumber belajar yang sudah sempat saya cari dan available:
1. Nutrition and Cooking - Stanford University - Coursera
2. Buku Masakan Rumahan Ramah Anak - Pustaka RMA
3. Buku Basic Memasak Ala Chef - CV Garuda Mas Sejahtera
4. Kids Healthy Eating Plate - Harvard T.H.Chan School of Public Health

Feel: perasaan saya sesungguhnya sudah sejak lama ingin belajar tentang membuat menu sehat untuk anak, selama ini masih belum fokus dan masih sering mudah merasa down saat saya gagal karena saya tidak membuat peta belajar. Kali ini kebutuhan tersebut semakin mendesak dan saya sudah siap dengan segala tantangan yang ada. Saya juga berharap kali ini bisa meraih sukses dan menikmati prosesnya dengan bahagia.

Selain itu juga diingatkan kembali untuk menggunakan prinsip I CAN 
I  - Intelektual Curiosity : ingin tahu suatu hal
C - Creative Imagination : semakin kreatif untuk mengaplikasikan/menelusurinya
A - Art of Discovery & Invention : membuat kita semakin terampil mencari sebuah sumber belajar
N - Noble Attitude : bagaimana hasil dari mempelajari sebuah topik belajar dapat membuat perubahan signifikan kepada diri sendiri baik secara akhlak mulia, kemuliaan diri/sikap, tutur kata/pola pikir kita sampai tataran hikmah dan kebijaksanaan diri.

Diperlukan juga untuk membuat peta belajar agar dapat on track dan tidak salah jalan. Peta belajar akan memudahkan kita untuk menelusuri dan mendalami sebuah ilmu. Selain itu, dengan peta belajar akan membantu kita saat oleng, limbung, atau pusing, sehingga kita bisa membuka kembali peta belajar yang kita punya.

Peta Belajarku:

1. Empati - Pahami kebutuhan diri, aku butuh belajar apa sih? Maka mencoba untuk jujur pada diri sendiri, brainstorming tentang ide belanja gagasan kebutuhanku, tuliskan semuanya dahulu, lalu berani memilih dengan menentukan kategori penting-mendesak, tidak penting-tidak mendesak, tertarik tapi tidak tertarik
Tahapan ini telah aku lakukan saat membuat jurnal telur hijau dan merah

2. Desain - Develop, di sini menciptakan segala yang dibutuhkan sesuai yang telah dipilih ingin belajar apa. Cermati sumber daya diri dan lingkungan, cari sumber belajar yang ada, cari sumber mentor/coach dan support system yang dibutuhkan agar tujuan belajar kita bisa tercapai dengan baik.

3. Implementasi - Review, selama belajar tentunya butuh untuk mengimplementasikan atau review proses belajar yang dijalani. Bisa dilakukan dengan cara uji coba-praktek hal yang telah dipelajari, lakukan secara konsisten semua latihan dan proses belajar tersebut, ikat ilmu dengan menuliskannya kembali dengan membuat catatan apa yang didapatkan. Lakukan terus proses belajar hingga terpenuhi semua kebutuhan belajar kita, jangan pernah merasa sudah cukup puas mencoba satu atau dua kali tapi teruslah belajar dengan mengevaluasi materi dan teruslah mencari sampai terpenuhi dan terpuaskan kebutuhan belajar diri.

Walaupun berbeda orang kebutuhan belajarnya sama, tetapi pemenuhan kebutuhannya berbeda. Dengan mengingat hal ini aku juga harus bisa mengukur kebutuhan belajar anakku dalam hal mengenali makanannya dan kebutuhannya. Kedalaman kebutuhan belajar dan urgensitas yang berbeda tentu akan membuat cara belajar, alasan belajar, dan peta belajar juga berbeda.

Setelah dipikirkan lebih masak, maka ilmu yang aku butuhkan untuk meningkatkan keterampilan di telur merah adalah ilmu tentang tumbuh kembang anak, fun learning for kids, basic cooking and nutrition, mindfulness dalam beraktivitas bersama anak, dan managemen waktu di dapur (memasak cepat dan efisien).



 Secara ringkas, hal-hal yang perlu dilakukan untuk menemukan cara belajarku:

1. Tentukan tujuan belajar __ cari tahu strong why aku butuh belajar hal ini
2. Tentukan sumber ilmu yang akan dipakai__ bisa secara primer, sekunder, dari teksbook, video, pengalaman pribadi seseorang dan lainnya selama itu sesuai atau cocok dengan kita
3. Apa ilmu yang saya perlukan? __ breakdown lebih detail dan bisa ambil dari telur merah atau telur hijau
4. Pahami cara belajar saya__ agar proses belajar lebih mudah, enak dijalani, dan sesuai dengan kekuatan diri. Pahami gaya belajar, mood, situasi, waktu belajar, dan hal pendukung lainnya.

Karakter belajar yang perlu dipegang erat:

Niat lurus dan baik + konsistensi + GRIT (pantang menyerah dan tetap semangat hingga akhir) + self compassion (mencintai diri sendiri dan jangan bandingkan dengan orang lain). Don't teach me because I love to learn.

Demikian jurnal telur jingga kali ini, semoga apa yang saya tetapkan adalah yang terbaik untuk saat ini dan dapat saya realisasikan dan meraih sukses belajar.






Post a Comment

0 Comments