Jurnal Bunda Cekatan: Menemukan Telur Hijau

 Bunda Cekatan #3

Jurnal Bunda Cekatan: Menemukan Telur Hijau



Setelah menunggu cukup lama, akhirnya tiba juga waktunya belajar di kelas bunda cekatan batch 3. Sejak beberapa waktu lalu sempat penasaran dengan kelas bunda cekatan ini karena beberapa teman posting jurnalnya di media sosial. Tentu saja saya sering bertanya-tanya dalam diri, seperti apa ya yang dimaksud dengan bunda cekatan itu? Apakah seorang ibu yang bisa melakukan segalanya dalam satu waktu atau ibu yang punya banyak keahlian?

Menurut KBBI, cekatan dapat diartikan sebagai cerdik, pandai, pintar, cepat mengerti, cepat dan mahir melakukan sesuatu, dan tangkas. Jadi bunda cekatan bisa diartikan sebagai seorang ibu yang cerdik, tangkas, mahir dan cepat dalam menyelesaikan sesuatu. Bisa juga diartikan sebagai seorang yang ahli dalam bidangnya sehingga dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan baik. Apakah saya sudah masuk ke dalam level tersebut? sepertinya belum, karena masih cukup banyak tantangan yang saya hadapi untuk bisa menyelesaikan begitu banyak tugas dan tanggung jawab yang diamanahkan.

Jadi saya merasa beruntung bisa belajar di kelas bunda cekatan ini. Mendengarkan pemaparan materi dari Magika dan para Kunang-kunang di hutan kupu-kupu membuat saya menyadari bahwa begitu banyak kegiatan yang dilakukan setiap hari. Diri ini juga mempunyai banyak peran, sebagai ibu, sebagai pribadi/wanita, sebagai anggota dalam masyarakat, dan peran sebagai istri. Masing-masing tentunya punya tugas dan tanggung jawab yang berbeda skala. Namun, semuanya bisa saling mendukung dan melengkapi kepuasan dan kebahagiaan diri.

Ada beberapa tahapan yang akan dilalui di kelas bunda cekatan ini, dan kami harus menyelesaikan setiap tahap dengan baik. Tahapan awal dimulai dengan tahap telur-telur, lalu berlanjut hingga kelak kami dapat berubah menjadi kupu-kupu cantik. Sebagaimana ibarat kupu-kupu yang transformasi dari telur, ulat, dan kepompong, kami pun akan mengalami hal tersebut. Kami akan dibimbing hingga kami dapat berubah menjadi lebih baik seperti kupu-kupu cantik.

Tahap kali ini adalah tahap telur hijau. Pada tahapan ini kami diminta untuk menuliskan berbagai kegiatan yang biasa dilakukan sehari-hari. Saya mencoba mengidentifikasi beberapa kegiatan yang biasa saya lakukan sebagai seorang istri, perempuan, dan seorang ibu. Ternyata cukup banyak ya, dan saya sendiri sering tidak menyadarinya betapa penting setiap tugas tersebut. Belum lagi jika sang ibu yang punya amanah bekerja di ranah publik, tentunya lebih banyak lagi yang harus dilakukan.

Berikut ini beberapa jenis aktivitas saya sebagai seorang perempuan/individu:
  • Beribadah, menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, membaca Al-Quran dan ibadah lainnya yang menjadi sarana pemenuhan kebutuhan spriritual dan emosional.
  • Belajar atau sebagai seorang murid, saya juga harus mengerjakan PR, menyimak kelas dan lainnya.
  • Membaca, untuk menambah pengetahuan dan pemahaman saya tentang sesuatu.
  • Berkomunitas, memperkuat hubungan dengan teman dalam suatu wadah perkumpulan
  • Menulis, menuangkan semua ide dan curahan isi hati dan pikiran
  • Entrepreneur, berlatih bisnis dan mencoba untuk bisa lebih berdaya
  • Menonton, menikmati waktu senggang dengan hiburan yang bermanfaat
  • Quilting, saya juga senang membuat karya dari kain dan perca
  • Cooking/Baking, selain untuk kebutuhan memasak bagi keluarga, saya juga melakukannya untuk hobi dan pengembangan pribadi
  • Selfcare, menikmati waktu dan melakukan kegiatan seperti perawatan tubuh tentunya juga penting

Aktivitas saya sebagai seorang istri sebenarnya tidak terlalu banyak, terlebih lagi suami saya seorang yang cukup mandiri dan karena pekerjaannya yang lebih banyak berada di luar rumah membuat tugas saya sebagai istri juga lebih ringan. Berikut ini beberapa aktivitas saya sebagai seorang istri:
  • Partner, istri, teman hidup, teman bercerita
  • Managemen rumah, terutama menjaga rumah selama suami pergi bekerja
  • Laundry, kegiatan ini juga sebenarnya cukup ringan karena dibantu oleh mesin
  • Beberes rumah, memastikan kondisi rumah rapi dan terawat 
  • Cleaning, membersihkan rumah dan hal lainnya agar nyaman untuk ditinggali
  • Cooking, memasak untuk kebutuhan keluarga
  • Belanja, biasanya ini juga kami lakukan bersama, tetapi saya punya kewajiban lebih banyak melengkapi segala hal yang dibutuhkan di rumah dan memastikan setiap hal ada saat dibutuhkan

Aktivitas saya sebagai seorang ibu tentu saja menyita sebagian besar waktu dan energi, karena proses pengasuhan ini berlangsung selama 24/7 non stop dan banyak hal yang harus dilakukan seperti:
  • Bermain, memastikan anak juga nyaman bermain, terlebih lagi kondisi lingkungan kami yang jauh dari lingkungan dengan anak-anak, sehingga saya adalah satu-satunya teman bermain bagi dia saat ada di rumah.
  • Teacher, saya juga sebagai seorang guru bagi anak saya 
  • Karakter Building, sebagai seorang ibu tentu saja saya juga bertugas untuk membangun karakter anak agar menjadi anak yang soleh
  • Kurikulum Building, sebagai seorang guru di rumah saya juga menentukan kurikulum pembelajaran seperti apa yang harus saya gunakan agar sesuai dengan visi misi keluarga, dan memastikan kurikulum tersebut digunakan dengan baik.
  • Personal Chef, karena anak saya mempunyai kebutuhan dan keinginan yang cukup unik maka saya harus memastikan makanannya terpenuhi sehingga dia bisa makan dengan baik dan tubuhnya sehat.

Selanjutnya semua aktivitas tersebut dimasukkan ke dalam 4 kuadran berdasarkan suka-bisa, suka-tidak bisa, tidak suka-bisa, dan tidak suka-tidak bisa. Ada beberapa kegiatan yang tidak saya masukkan ke dalam aktivitas sehari-hari karena saya jarang melakukannya atau kegiatan tersebut bukanlah tugas saya seperti menyetir mobil, membuat desain, craft, sport dan lainnya. Kegiatan tersebut pernah saya lakukan tetapi saya tidak menyukainya dengan berbagai alasan atau karena saya tidak cukup banyak waktu untuk terus melatihnya sehingga tidak suka. Dari kuadran tersebut akan terlihat mana saja aktivitas yang benar-benar membuat kita berbinar saat melakukannya karena kita bisa dan suka. Aktivitas inilah yang selanjutnya dipilih sebagai telur-telur hijau. 


Berdasarkan kuadran tersebut, saya memilih 5 aktivitas yang menjadi telur hijau yaitu quilting, baking/cooking, teaching, menulis dan bermain.

Berikut ini adalah alasan saya memilih kelima kegiatan menjadi telur hijau:
1. Baking/Cooking
Aktivitas ini adalah salah satu kekuatan saya, hasil tes bakat juga menegaskan akan hal ini. Selain itu, cooking/baking biasanya saya gunakan sebagai salah satu cara untuk relaxing dan learning. Saya telah banyak mengikuti kelas memasak dan didukung juga dengan background pendidikan saya di bidang pangan dan gizi. Saat ini saya sudah menikmati hingga tahap earn secara emosional dan diakui oleh orang lain. Saya berharap di masa depan bisa membuka bisnis terkait dengan kemampuan saya mengolah makanan.

2. Quilting
Saya memilih quilting sebagai telur hijau karena saat melakukannya saya merasa sangat bahagia. Di dalamnya saya bisa belajar banyak hal seperti desain, warna, pola, sejarah, dan juga melibatkan proses thinking, relaxing, learning, dan kreasi tanpa batas. Selain itu bisa untuk melatih kesabaran, fokus, ketelitian dan lainnya. Tentu saja saya berharap bisa earn dari aktivitas ini.

3. Teaching
Saya mempunyai kemampuan dan pengalaman mengajar sebagai guru selama belasan tahun. Sejak berhenti mengajar di ranah publik, kegiatan mengajar ini hanya saya lakukan di rumah untuk anak saya. Ada banyak hal yang saya suka dari mengajar karena saat mengajar saya tertantang untuk eksplore, berpikir, memenuhi kebutuhan talent command, learning, dan hal lainnya. Selain itu dengan mengajar juga menyebarkan ilmu dan kebaikan. Saat melihat anak didik berhasil tentunya membuat bahagia.

4. Bermain
Aktivitas bermain yang dimaksud di sini adalah bermain bersama ananda. Saya suka bermain, tetapi saat bermain dengan ananda terasa sering kehabisan ide, tidak tahu apa lagi yang harus dilakukan, dan saya juga tidak terlalu memahami keinginan/kesukaan ananda yang cukup berbeda dengan cara/tipe saya dalam menikmati permainan. Sementara sebagai satu-satunya teman bermain bagi ananda, saya merasa penting untuk bisa bermain dengannya. Saat bermain dan melihat ananda senang, tentunya bikin saya juga senang. Itu sebabnya saya memilih aktivitas bermain dengan harapan semakin sering saya latih bermain bersama ananda maka saya bisa lebih menyukai dan bahagia.

5. Menulis
Aktivitas menulis ini sebenarnya telah saya lakukan sejak saya masih SMA, dimulai dengan membuat karya tulis ilmiah. Namun, saya sering merasa kesulitan dan merasa berat di awal menulis karena tidak tahu apa yang harus saya tulis, atau saya merasa tulisan tidak bagus dan rasa kurang percaya diri lainnya. Padahal saat saya sudah duduk dan menulis, saya menikmati proses dan hasilnya juga tidak terlalu buruk. Selama ini saya telah mencoba menulis dan berkarya menghasilkan beberapa buku antologi, tetapi kepuasan tersebut belum cukup mampu membuat saya benar-benar bahagia saat menulis. Mungkin karena ilmu dan jam terbang saya masih kurang sehingga effort untuk menulis dirasakan begitu besar dan membuat saya tidak terlalu menyukainya. 

Sementara aktivitas menulis ini sangat penting karena saya juga punya impian untuk menghasilkan buku, menyebarkan ide dan kebaikan, memberikan lebih banyak manfaat. Saya perlu melatih kemampuan menulis ini terutama untuk membuat catatan penting proses jurnaling kegiatan belajar saya dan anak saya. Semoga kelak kemampuan saya dalam menulis bisa lebih baik lagi dan memberikan manfaat bagi orang lain.

Demikianlah hasil observasi diri yang telah saya lakukan untuk dapat menemukan 5 kegiatan yang menjadi telur hijau. Nantikan kelanjutannya di tahap telur lain ya.

Note: jurnal ini melengkapi jurnal telur hijau yang sebelumnya sudah dibagikan di media sosial Instagram Rohmah Rahmawati. Berhubung sebelumnya hanya sempat menulis secara ringkas di canva, maka di jurnal selanjutnya saya putuskan untuk menulisnya di blog agar saya juga lebih detail dalam mencatatnya.





Post a Comment

0 Comments