Apa Pantulan Warnamu Saat ini?
Saat pertama kali mendapatkan materi komunikasi produktif di zona1 bunda sayang, saya sebenarnya masih dalam tahap mempraktekkan self healing dan anger management. Ternyata dengan zona komunikasi produktif juga bisa sejalan dan saling mendukung. Karena salah satu proses yang harus dilakukan adalah mencoba memahami diri sendiri dulu. Maka selama proses tantangan 15 hari komunikasi produktif ini saya lebih dominan melihat dan memperbaiki pola komunikasi yang saya lakukan kepada pasangan dan anak.
Tidak semua rencana berjalan lancar, bahkan kadang yang terjadi justru hal yang tidak direncanakan. Saya lebih fleksibel dalam prakteknya, tidak ingin membebani diri harus seperti ini itu. Kegiatan harian bersama anak dan pasangan juga seperti biasanya.
Ambil contoh kegiatan komunikasi produktif bersama Ismail. Saya mencoba untuk mendengarkan dan fokus saat dia sedang bicara pada saya. Meletakkan atau menghentikan kegiatan yang sedang saya lakukan saat dia ingin sesuatu dan bicara. Efeknya bagi dia sekarang dia juga lebih memperhatikan saat saya bicara dengannya. Bahkan kadang dia akan mengingatkan saya jika wajah saya tidak menghadapnya saat bicara. "Look at me, Mama!" Membuat saya kembali tersadar dan fokus padanya.
Saat bicara dengan Ismail sudah sejak dulu saya biasakan sederhana dan jelas. Karena dulu dia sempat speech delay hingga usia 2 tahun masih belum mau bicara. Alhamdulillah sekarang sudah bicara normal anak seusianya. Walaupun saat di tempat umum dia lebih memilih diam dan memperhatikan lebih dahulu. Jika sudah nyaman baru dia lancar bicara.
Sejak menerapkan komunikasi produktif kepada Ismail, saya lebih banyak mencoba memberikan pilihan saat meminta dia melakukan sesuatu. Negosiasi yang win win solution dan dia pun mau menjalaninya dengan bahagia. Tidak selalu saya dapatkan apa yang saya inginkan, tidak selamanya win win itu bisa diraih. Kadang saya biarkan dia dengan keinginannya tapi dia paham konsekuensi yang akan dia dapatkan. Biasanya hal ini terkait urusan makanan. Dia masih sering bersikeras dengan keinginannya dan menolak tawaran yang saya berikan.
Sementara dengan suami, hari biasa dia video call untuk mengecek keadaan di rumah. Umumnya lebih banyak bicara dengan Ismail, mendengarkan celotehnya tentang sesuatu. Waktu bicara dengan saya atau percakapan antara kami berdua lebih banyak dilakukan di akhir pekan saat suami libur kerja. Itu juga lebih sering memanfaatkan waktu saat di dalam mobil dan makan bersama.
Saya belajar lagi untuk lebih berempati dengan masalah yang dia hadapi. Lebih banyak mendengarkan dan bicara to the point saat dia sedang fokus dan fresh menerima informasi. Pekerjaannya yang dihabiskan sepanjang malam di jalanan memuat dia lebih banyak ingin bicara saat bersama kami.
Proses yang tidak selalu mudah, tapi tidak juga sulit jika dicoba. Bukankah komunikasi itu harus dilakukan terus menerus? Tidak selamanya dengan verbal, menunjukkan ekspresi dan gesture juga bisa memberikan rasa nyaman. Saya melatih diri sendiri untuk memberikan ekspresi yang baik. Lebih banyak senyum dan gesture menerima. Efeknya mereka juga merasakan bahwa saya nyaman... bukan sikap defensive berusaha memenangkan argument pribadi.
Saat saya mampu melakukan komunikasi produktif dan pesan sampai dengan baik. Energi dan perasaan juga tersambung dengan baik. Energi positif di antara keluarga mampu membuat bahagia. Anakku juga jadi lebih jarang menangis. Tentu saja dia yang riang akan lebih kreatif dan sehat..
Walaupun saya tidak menuliskan pengalaman tantangan 15 hari komunikasi produktif ini secara keseluruhan (15 hari), saya tetap melaksanakan tantangan hingga akhir dan masih terus melakukan hingga saat ini. Saya hanya menuliskan jurnal pengalaman tantangan hingga hari ke 11. Sempat terlupa menulis di hari ke 12 karena keasyikan menjahit. Untuk hari selanjutnya tidak sempat menulis jurnal karena fokus menyelesaikan naskah menulis lainnya. Tidak apa-apa, saya sudah cukup puas menyelesaikan tulisan hingga hari ke 11. Semoga di zona selanjutnya saya bisa lebih mengatur waktu untuk bisa tuntas.
Jika diibaratkan dengan pantulan warna, maka komunikasi produktif ini telah memberikan banyak warna dalam keluarga kami. Ada merah dengan semangat untuk terus belajar dan memperbaiki diri. Ada kuning dengan rasa bahagianya saat komunikasi berjalan lancar. Ada biru dengan kebijaksanaan yang juga hadir saat masing-masing berusaha memahami kebutuhan dan kepentingan orang lain. Ada orange yang menghadirkan kehangatan. Pokoknya lengkap laksana pelangi 🌈. Semoga pelangi ini akan terus menghiasi pola komunikasi di antara kami.
#zona1komprod
#pantaibentangpetualang
#petualangbahagia
#pantulanwarna
#institutibuprofesional
2 Comments
Wah alrasnya keren mba Rohmah...
ReplyDeleteWaah... alrasnya keren mba Rohmah
ReplyDeleteThank you for your visit