Tantangan 15 hari Day 1 Zona 7
Zona 7 di kelas bunda sayang ini sungguh zona yang penuh debaran dan rasa penasaran juga khawatir. Mengapa? karena di zona ini kami akan belajar tentang fitrah seksualitas. Bagaimana memberikan pemahaman dan pendidikan kepada anak sejak usia dini agar kelak fitrah seksualitasnya tetap terjaga kesuciannya, matang pada waktunya, dan seimbang dengan pematangan aqil baligh.
Mulai dari mendengarkan penjelasan kakawi dan menyaksikan video saja sudah membuat diri ini banyak berpikir. Apa yang harus aku lakukan agar kelak fitrah anak lelakiku dapat terjaga dan sesuai dengan perkembangannya? Aku sadar hal ini bukan sesuatu yang mudah karena tantangan lingkungan di sekitar sudah begitu banyak yang menyimpang dari fitrah dan mendapatkan dukungan dari banyak pihak.
Ambil contoh di perpustakaan umum saja sudah tersedia banyak buku dengan informasi tentang LGBT dan lainnya. Mereka bukan hanya menyediakan buku, tetapi ada "month of" yang disertai dengan program seru untuk kampanye kegiatan mereka. Di televisi dan media lainnya juga bebas iklan dan informasi tentang hal ini.
Namun, aku percaya bahwa usaha yang akan kami lakukan sejak dini ini Insya Allah akan berbuah baik dan Allah akan membantu menjaga putra kami.
Saya juga menjadi penasaran dengan tanggapan anak saya tentang identitas gender dirinya dan saya putuskan untuk bertanya. Alhamdulillah dia menyadari dan paham bahwa dirinya anak lelaki.
"Hai, Dihya,are you a boy or a girl?" tanya mama
"I am a boy," jawabnya
"Are you sure? What the different between boy and girl?"tanya mama
"Yes, I am a boy. Boy plays with toys, cars, sports, and girl play with dress up, hairs..."jawabnya perlahan, tampak tidak yakin. Saya tidak melanjutkan lebih dalam karena saya juga belum siap. Namun, saya beberapa kali mengecek pemahaman dia dengan bertanya beberapa tokoh kartun di televisi apakah mereka boy atau girl, dan dia menjawab dengan benar.
Terkait tugas tantangan 15 hari di zona 7 ini, kami mendapatkan tugas untuk membuat presentasi per kelompok regional. Tugas regional Efrimenia mendapatkan topik tentang Peranan Ayah dalam Pengasuhan untuk Pendidikan Seksualitas. Kami bersama-sama mencari sumber materi yang dapat dibaca dan direview untuk jadi bahan presentasi. Mayoritas teman-teman sharing informasi terkait pendidikan fitrah seksual secara islami. Sementara saya penasaran bagaimana masyarakat barat di sini menilai tentang hal tersebut.
Hasil penelusuran akhirnya saya menemukan bahwa sebenarnya masyarakat di sini (western style) juga memiliki pertanyaan tentang fitrah seksualitas dan mengamati perubahan yang terjadi di masyarakat. Mereka bahkan telah banyak melakukan penelitian dan menemukan hasil yang cukup mengejutkan bagi mereka. Hasil saya membaca temuan-temuan tersebut membuat saya menyadari bahwa sesungguhnya benar ajaran Islam tentang fitrah seksual ini dan bersyukur saya ada di dalam kehidupan islami ini.
Berikut adalah beberapa hasil temuan tentang peranan ayah dalam pengasuhan untuk pendidikan seksualitas anak:
Terbukti bahwa anak perempuan yang dekat dengan ayahnya atau ayah berperan untuk hadir dalam pengasuhan, umumnya mempunyai nilai yang positif tentang dirinya dan seksualitasnya, mereka lebih optimal dalam memanfaatkan waktu dan perkembangan dirinya untuk hal-hal yang bermanfaat dan memiliki pernikahan yang lebih baik juga. Sebaliknya, saat anak perempuan jauh atau tidak mendapatkan ayah dalam pengasuhannya, umumnya mereka memiliki cara pandang negatif terhadap diri dan seksualitasnya, kurang optimal dalam pengembangan diri, lebih banyak mengalami pelecehan seksual atau memutuskan melakukan kegiatan seksual di usia muda dan mengalami keguguran atau hal buruk lainnya terkait seksualitas mereka.
Ditemukan juga bahwa banyak ayah yang berperan dalam pengasuhan, tetapi saat harus menghadapi masalah bicara seksualitas kepada anaknya mereka merasa malu dan tidak siap. Para ayah banyak beranggapan bahwa anak perempuan akan bertanya tentang seksualitas pada ibunya dan anak lelaki akan mendapatkannya dari teman sebaya atau yang lebih tua. Maka perlu diberikan pemahaman kepada para ayah bahwa peran andil mereka sangat diperlukan dan mereka harus berani untuk memulainya baik kepada anak lelaki maupun anak perempuan mereka.
to be continued to another day
0 Comments
Thank you for your visit