Pendidikan Seksualitas pada Anak Part 9

 Tantangan 15 hari zona 7 tema pendidikan seksualitas pada anak.

Hari ke-9 live sesi kelompok dengan topik peran ayah dalam pengasuhan untuk pendidikan seksualitas anak.


Menampilkan banyaknya permasalahan di lingkungan terkait hilangnya peran ayah dalam pengasuhan tentu membuat hati sedih. Banyak berkaca dari kejadian yang ada. Terlebih lagi kami tinggal di Amerika, yang katanya nomor satu sebagai negara fatherless. Perlu cek kembali informasi ini karena di lingkungan sekitar yang saya lihat justru kebalikannya, banyak para ayah yang terlihat dekat dan mengasuh anaknya. Pemandangan yang jauh berbeda dengan saat di Indonesia. 


Insight yang saya dapat adalah betapa pentingnya peran ayah dalam pengasuhan. Beruntung saya dapat merasakan peran ayah yang peduli dalam pengasuhan ketika saya masih kecil dulu. Walaupun ayah meninggal saat saya remaja, tetapi peran ini dapat diisi oleh paman (kakak ibu) yang datang berkunjung setiap bulan.

Dari ayah saya belajar untuk menghargai diri sendiri, menjaga kehormatan diri dengan memakai pakaian yang layak dan pantas. Anak perempuan dilarang pakai baju/celana pendek, bahkan rambut juga tidak boleh potong terlalu pendek.

Dari paman saya belajar tentang peran seorang ayah, peran lelaki dalam keluarga. Dengan hadirnya paman membuat saya lebih aman, merasa diperhatikan dan dicintai walaupun ayah telah tiada. Belajar bagaimana seorang lelaki seharusnya menghormati dan menghargai wanita. Paman juga mendampingi saat saya menikah. 

Memang benar, peran seorang ayah sangat penting bagi perkembangan anak. Untuk itulah saya juga mengingatkan suami untuk dapat tetap ambil peran dalam pengasuhan. Sebisa mungkin menyiapkan waktu untuk anak, walau hanya sebentar. Memberikan kesempatan untuk father and son's time dengan mereka habiskan waktu bersama. Sementara saya juga bisa me time sendiri tanpa anak. 

Semakin besar anak, semakin dia menyadari bahwa ayahnya tidak bisa setiap hari bersamanya, maka saat ayahnya ada di rumah, dia sangat bersemangat dan merencanakan banyak hal untuk dia lakukan bersama ayahnya. Alhamdulillah ayahnya juga mulai terbiasa membagi waktu diantara sibuknya. 

Ayah sebagai raja tega, hal ini juga benar adanya. Misalnya saya yang melarang sesuatu, dia masih suka merajuk dan tidak menganggap itu larangan. Namun, saat ayahnya ikutan melarang, dia anggap itu benar-benar dilarang dan dia patuh. 

Semoga kami sebagai orang tua mampu menjaga amanah ini. Aamiin. 

Post a Comment

0 Comments