Refleksi Belajar Pembelajar Mandiri di Hutan Kupu-kupu Cekatan #3

 

Jurnal Bunda Cekatan #3

Tahap Telur 7

Refleksi Belajar Pembelajar Mandiri di Hutan Kupu-kupu Cekatan #3 




Yey, tiba juga di tahap ulat 7, dan kali ini kami para ulat penjelajar sudah tiba di tepi danau cermin. Magika dan kunang-kunang mengajak kami untuk sejenak beristirahat dan bercermin di tepi danau. Membuka kembali semua perbekalan dan isi ransel yang kami bawa selama ini. Kali ini kami mendapatkan tugas untuk melakukan refleksi belajar dan melihat kembali semua proses perjalanan yang telah kami lakukan. Di pekan ini, ternyata menjadi penentuan untuk tahap selanjutnya, tentang langkah yang harus kami siapkan dan strategi apa yang harus dilakukan semuanya tergantung keputusan di 2 pekan terakhir ini, karena tahap mencari makanan sudah hampir selesai dan tahap selanjutnya kami harus siap berlatih.

Sebenarnya saya cukup kaget juga dengan berita dan penugasan di pekan ini, karena biasanya refleksi dilakukan disaat terakhir setelah tahap selesai. Karena sesungguhnya saya membuat jadwal rencana belajar hingga tahap ulat 8 saya masih bisa mencari makanan. Ternyata sudah diminta untuk melihat perbekalan dan unpack isi ransel! Saya pun menyadari bahwa saya masih membutuhkan beberapa apel lagi untuk saya bawa ke tahap selanjutnya, walaupun saya sudah sempat menyisihkan beberapa koleksi jajanan dari luar hutan yang bisa saya bawa, tetapi saya berharap bisa mendapatkan juga di hutan ini.

Akhirnya saya sempatkan lagi mundur beberapa langkah ke belakang demi mengumpulkan kembali beberapa apel selama saya masih bisa mencapainya. Alhamdulillah di antara banyaknya apel ranum yang sudah banyak berserak itu saya bisa menemukan yang saya butuhkan. Sebelumnya agak sulit bagi saya melihat apel ini karena bukan dari keluarga sendiri, dan saya harus mencari satu per satu lebih jeli di antara apel yang bertebaran agar sesuai dengan tema yang saya butuhkan. 

Makananku Pekan Ini 

Sumber Ilmu 1:
Where: Go live: Responsive Feeding: Belajar Makan dengan Bahagia
Oleh: Aldila Ningtyas - Keluarga Kesehatan Ibu dan Anak

Why: Saya butuh untuk melihat kembali bagaimana responsive feeding dilakukan pada bayi, dan saya pikir hal ini juga bisa saya terapkan untuk kembali berproses bersama anak saya.

Which oneYang menarik dari materi ini adalah saya jadi ingat kembali masa pemberian MPASI anak saya beberapa tahun lalu. Pembicara menjelaskan tentang cara pemberian makanan kepada anak saat masa MPASI. Cara pemberian makanan kepada bayi ada tiga yaitu spoon feeding, baby lead weaning, dan responsive feeding. Pada spoon feeding orang tua memegang kendali penuh dalam memberikan makanan kepada bayinya, tetapi hal ini seringkali menyebabkan over feeding dan anak tidak lagi mengenali rasa lapar dan kenyang.

Sementara pada baby lead weaning, sang anak memegang kendali penuh. Namun, hal ini juga kadang menjadi kendala saat orang tua tidak fokus memperhatikan tanda yang diberikan anak. Pembicara memilih cara ketiga yang dinilai lebih sesuai yaitu responsive feeding. Pada responsive feeding, ibu dan anak mempunyai tugasnya masing-masing. Makanan diberikan kepada anak dengan memperhatikan tanda atau sinyal lapar anak.

Ibu tidak boleh memaksa kapan dan seberapa banyak anak harus makan. Perhatikan respon lapar yang ditunjukkan anak, dan hindari distraksi yang dapat mengganggu proses makan. Ibu bertugas untuk menentukan kapan waktunya anak makan dengan lihat sinyal lapar pada anak, buatlah secara terjadwal agar menjadin rutinitas. Ibu juga menentukan apa yang dimakan anak dan dimana anak makan misalnya bersama keluarga di meja makan, digendong atau lainnya. Saat memberikan makanan juga harus menjaga emosi anak, usahakan dengan emosi positif agar pengalaman makan menyenangkan dan bahagia. Ibu harus memperhatikan tanda-tanda lapar dan kenyang pada anak.

Tugas anak adalah menentukan seberapa banyak dia ingin makan, sehingga jika yang disiapkan ibu tidak habis maka jangan dipaksa untuk habiskan. Juga menghargai keinginan/tidak ingin makan apa yang sudah disiapkan misalnya disiapkan daging atau sayuran dan tidak dimakan, maka biarkan saja dan coba berikan lagi dengan cara yang berbeda karena bisa jadi tekstur atau rasa tidak sesuai/belum bisa diterima anak saat itu. 

 Yang paling penting disiapkan oleh ibu adalah mental, mindset, dan siap dengan up side down dengan segala tantangan yang ada karena proses pemberian makanan ini adalah sebuah proses belajar yang panjang dan butuh kesabaran. Persiapkan mental untuk siap ditolak. Saat ibu sudah menyiapkan aneka makanan untuk anak tetapi ada yang ditolak atau tidak dimakan anak, jangan berkecil hati. Coba berikan kembali di lain waktu.

Makan itu sebuah proses belajar dan eksplorasi. Kita sebagai ibu harus siap untuk teach them and help them learn to have good eating habits. Ibu harus fokus dan mindful saat memberikan makanan kepada anak, jaga pikiran tetap positif. Fokus memberikan makanan hanya selama 30 menit pertama, karena jika lebih dari itu makanan sudah tidak enak dan kemungkinan anak tidak suka. Selain itu, jika saat ada makanan yang dibuat tidak disukai anak, maka jangan berikan menu lainnya karena dapur bukan restoran yang bisa menyediakan semua menu.

Tantangan dalam proses memberikan makanan ini pasti ada, saat anak tidak mau makan, jangan memberikan label buruk, tetapi katakan dalam kalimat positif karena perkataan bisa menjadi doa. Jangan juga membandingkan anak dengan lainnya. Perhatikan juga bahwa setiap anak unik dan tipikal intake/asupan setiap anak berbeda. Selama anak masih berada dalam kurva sehat, kita tidak perlu panik. Jalani proses ini dengan gembira dan nikmati bersama anak dengan bahagia. 

How : Materi ini bagus untuk para ibu mengingat kembali bagaimana anak belajar makan dan apa yang harus disiapkan oleh ibu agar sukses dan ibu anak bahagia menjalani kegiatan makan ini.




Sumber Ilmu 2:
Where: Go Live: Bermain Seru dengan Bookish Play
Oleh: Siti Komariyah - Keluarga Kurikulum PAUD

Which one: Berisi penjelasan bagaimana membuat cerita di buku untuk dijadikan permainan agar buku lebih mudah dipahami. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan bonding orang tua dan anak dengan berkegiatan bersama. Selain itu kegiatan ini juga dapat meningkatkan kemampuan literasi anak karena ia jadi mudah memahami kisah/bacaan dari buku yang dibacanya. Bisa digunakan untuk melatih stimulasi motorik, sensori, kognitif pada tumbuh kembang anak.

Why: Saya penasaran dengan kegiatan bookish play dan ingin melihat bagaimana bookish play ini diterapkan dalam kegiatan bermain dan belajar. Harapan saya hal ini bisa juga diterapkan untuk beraktivitas di dapur. 

How: Materi ini bagus, jadi lebih terbayang bagaimana  caranya untuk membuat kegiatan berdasarkan cerita dari buku dan dijelaskan juga dengan contohnya yang telah dilakukan oleh pemateri bersama anaknya. 

Refleksi Belajar di Tepi Danau Cermin

What I Learn:
Setelah berhari-hari melaju mencari bekal dan sibuk dengan segala riuh aktivitas di kebun apel dan hutan pinus, kini tiba saatnya berhenti sejenak di tepi danau cermin. Beristirahat sejenak sambil menikmati minuman hangat dan menikmati semilir angin membuat diri lebih tenang. Saat ini waktunya untuk recalling semua proses yang telah dijalani dalam belajar ini. Saat mencari makanan, rasa lapar yang ada seringkali membuat diri berpikir untuk melahap semua yang ada. Namun, dengan peta di tangan dan mindset "ini menarik, tetapi saya tidak tertarik" saya rasa telah berhasil untuk stay on the track menjaga asupan makanan sesuai dengan kebutuhan saja. 

Saya juga menyadari karena besarnya perbedaan zona waktu antara Amerika dan Indonesia membuat saya tidak bisa selalu menyimak sajian go live teman-teman secara langsung. Menyiapkan diri dengan menyimak rekaman juga tidaklah semudah yang dibayangkan karena harus bisa membagi fokus dengan banyak hal. Saat menyimak materi tentu saja saya butuh fokus dan mencatat, karena saya mudah lupa jika tidak saya catat. Sementara duduk sejenak menyimak juga membutuhkan usaha menyisihkan waktu diantara banyaknya domestic duty call. Hal ini membuat saya hanya bisa menikmati sedikit sekali apel yang tersedia.

Saat tiba saatnya memberi, tentu ini adalah hal yang membuat saya paling bahagia karena bisa bicara banyak dan menyampaikan apa yang saya tahu. Berbagi di acara Go Live adalah sebuah pengalaman yang sangat berharga dan saya bisa belajar banyak dari proses ini. Bukan hanya recall pengetahuan yang saya miliki tentang sourdough tetapi saya juga senang karena kebutuhan saya untuk mengajar, menjadi pusat perhatian, bicara dalam bahasa Indonesia juga terpenuhi dalam satu kali kesempatan. 

Saya juga senang bisa berbagi bukan hanya dengan bicara langsung saja, tetapi bisa menyiapkan file materi PDF berisi apa yang saya sampaikan adalah sebuah kebanggan juga. Dengan menyiapkan materi ini saya bisa membuat teman-teman yang menyimak acara saya lebih happy dengan membawa pulang bekal yang bisa dibuka kembali saat dibutuhkan. Semoga materi yang saya tuliskan itu bisa menjadi sebuah pahala jika ada yang menggunakannya dan mereka bahagia. 

Mengingat kembali rasa saat saya mendapatkan ilmu di setiap sajian live yang dibawakan oleh Magika dan kunang-kunang, juga sajian apel yang dibawakan teman lainnya. Saya bersyukur bisa belajar banyak dari semuanya di hutan ini. Walaupun banyak juga ilmu yang saya sudah ketahui, tetapi mendengarkan kembali membuat saya semakin paham dan bersyukur pernah belajar. Banyak juga ilmu baru yang saya dapatkan dan menjadi bekal saya selanjutnya.

Begitu juga perasaan bahagia saat menerima hadiah dari teman. Saya hanya memberikan hadiah minimal karena terbatasnya waktu dan tenaga untuk mencari hadiah. Saya juga hanya mendapatkan sedikit hadiah dibandingkan teman lain yang bisa mencapai belasan hadiah. Bagi saya tidak masalah karena saya juga hanya mempersiapkan sedikit hadiah. Seperti yang disampaikan Magika bahwa mungkin saya dinilai telah mampu dan kaya :-) 

Hal paling berharga yang saya rasakan bukanlah tentang seberapa banyak pengetahuan yang saya dapat. Namun, bisa berkumpul dan berkenalan dengan teman-teman penjelajah adalah hal yang berharga dan membuat bahagia. Percakapan sehari-hari, support system yang diberikan dalam grup, bisa saling menyapa dan berkabar, saling berbagi berita dan ilmu, bisa bercanda dan curhat harian adalah sebuah kebersamaan yang saya syukuri dan sangat saya nikmati. Hal-hal inilah yang menjadi salah satu supply bahagia saya. Kehadiran mereka mampu mengisi pundi-pundi cinta yang saya butuhkan. Sehingga saya bisa tetap menjaga kewarasan dan keseimbangan mental saya dan mampu mengisi pundi cinta di keluarga. 

Unlearn:
Saatnya membuka ransel dan membongkar semua yang sudah didapatkan di keranjang kita. Setelah membuka kembali apa yang saya punya, ternyata saya bisa melihat bahwa makanan yang saya dapat cukup banyak dan saya berhasil menjaga asupan sesuai kebutuhan. 



Berikut ini klasifikasi makanan yang sudah didapatkan:

1. Makanan Utama: 
Makanan utama adalah apa yang sudah saya santap di lembar makananku pekan ini (7 pekan) yang terbagi menjadi dua yaitu, Makanan Besarku (didapatkan dari hutan) dan Jajan (di luar hutan).
Makanan Besarku meliputi:
  1. Podcast Kitchen Classrom - M. Elvie Herera
  2. Podcast Mindfulness - Martina
  3. Podcast Tips Membuat Menu Mingguan - Afifah Hamid
  4. Go Live Kitchen Classroom - M. Elvie Herera
  5. Go Live Membuat Pukis Menulita yang Enak dan Mudah - Putri Dwi Dasuki
  6. Go Live Mengenal Teknik Pengolahan Makanan - Melin Windriasari
  7. Go Live Cara Membuat Meal Plan untuk Pemula - Kiki Anesi W.
  8. Go Live Gizi Seimbang - Hilda Fadilah
  9. Go Live Mengambil Alih Dapur untuk Pabrik Makanan Kesehatan Keluarga - Rizka Febriliany
  10. Go Live Sourdough Essentials - Rohmah Rahmawati
  11. Go Live Serunya Bermain Sambil Belajar dengan Metode STEAM - Ika Eliza
  12. Go Live Bermain Seru dengan Bookish Play - Siti Komariyah
  13. Go Live Responsive Feeding: Belajar Makan dengan Bahagia - Aldila Ningtyas 
Jajan (di luar hutan) meliputi:
  1. Online Class Child Nutrition and Cooking - Maya Adam, MD - www.coursera.com
  2. Free Workshop The 3 Secrets to Helping Your Kids Overcome Picky Eating Without Begging and Bribing - Charity Christy 
  3. Kelas Online Memasak Mudah, Simple, dan Sehat - Dewi Lestari

2. Hadiah
Hadiah dari teman yaitu: 
  1. A Practical Guide to Healthy Cooking in the Primary School - Siti Komariyah
  2. Aneka Kumpulan Resep Masakan - Heni
  3. Sensory Play - Eries D.
  4. DIY Ragi Tempe - Bintang
Hadiah untuk teman yaitu:
  1. Menyimpan Bumbu Dapur, Tips Awet Menyimpan Jahe, Strawberry Lemonade Table Runner Free Pattern - Heni
  2. Kumpulan Materi tentang Metode dan Kurikulum Waldorf - Eries
  3. Mengelola Emosi pada Ibu, Mengelola Emosi Orangtua - Siti Komariyah 
3. Camilan
  1. Go Live Langkah-Langkah Membuat Kurikulum Pendidikan - Oky Yuwanti Krakasih 



Dari klasifikasi tersebut dapat terlihat bahwa ternyata hampir sebagian besar (59,1%) makanan utama saya dapatkan dari hutan kupu-kupu cekatan, dan hanya sedikit camilan (4,5%). Hal ini karena saya berusaha untuk tetap fokus memegang peta dan fokus pada tujuan sehingga waktu yang sedikit ini bisa optimal digunakan untuk menyiapkan perbekalan belajar di tahap selanjutnya. 

Jika dibandingkan dengan peta belajar yang telah direncanakan sebelumnya, Alhamdulillah sebagian besar makanan yang aku dapatkan sudah sesuai dengan kebutuhan makanan yang ada di petaku. Ini artinya perbekalan yang saya siapkan sudah mencukupi. 





Melihat hasil yang saya dapatkan tersebut, saya bisa beranggapan bahwa strategi belajar yang telah saya lakukan cukup berhasil. Saya merasa cocok belajar dengan melihat sajian yang berupa video dan membuat catatan membantu saya lebih fokus dan mengingat materi lebih baik. Selain itu menuliskan pengalaman dalam bentuk jurnal juga membuat saya lebih baik dalam mengikat ilmu yang saya dapatkan sehingga saat saya butuh saya bisa melihatnya kembali. Strategi berbagi atau learn by teaching juga sangat bermanfaat bagi saya dan lebih berbekas (bisa ingat lebih lama). 

Proses belajar ini masih belum sempurna, dan perjalanan belajar masih panjang. Di masa yang akan datang, aku ingin lebih banyak berbagi lagi dan harus bisa mengatur waktu dengan pekerjaan domestik dan tugas lainnya agar bisa lebih banyak belajar dari teman-teman penjelajah. 

Secara umum, rasanya usaha yang aku lakukan sebanding dengan apa yang aku dapatkan selama berada dalam petualangan ini. Semoga kelak perbekalan yang aku punya cukup untuk mendukungku melakukan yang terbaik dan mencapai tujuan yang telah aku tetapkan. Disiplin waktu mengerjakan tugas juga membantuku untuk bisa setor jurnal on time. Nasihat yang disampaikan oleh Magika dan Kunang-kunang juga sangat membantuku berkembang menjadi pembelajar mandiri, yang dapat merdeka belajar dan tidak bergantung pada orang lain. 

Demikianlah jurnal dan refleksi pekan ini, semakin penasaran dengan kejutan di pekan selanjutnya dan berharap bisa terus semangat melaju ke tahapan selanjutnya. 

 





Post a Comment

0 Comments