Bunda Cekatan #3
Pekan 3
Practice My Action Plans
Di pekan ketiga ini terasa lebih santai. Kami hanya diminta untuk melakukan kegiatan sesuai dengan rencana yang telah kami buat. Tidak ada lagi jadwal video call dengan mentor dan mentee jadi semuanya dilakukan dengan mandiri.
Pekan ini aku mulai melatih rencana jangka pendek yang terdiri dari beberapa latihan pendukung mindfulness. Kegiatan yang dilatih adalah napas sadar, senyum sadar, menunda gawai, fokus makan tanpa distraksi, dan fokus masak tanpa distraksi.
Latihan Napas Sadar
Latihan napas sadar yang sudah aku lakukan umumnya di pagi hari dan malam hari. Saat pagi setelah bangun tidur dan kegiatan ibadah, aku duduk sejenak dengan tegak dan mengambil napas secara sadar, ambil napas dan hembuskan perlahan, biasanya hingga hitungan 8-10 kali tarikan/keluarkan. Fokus saat udara yang masuk ke dalam rongga hidung dan menikmati sensasi segarnya juga bersyukur atas nikmat oksigen yang sangat vital bagi hidup. Bersyukur masih diberi kesempatan untuk hidup dan menikmati hari kembali.
Saat malam hari biasanya dilakukan sebelum tidur. Dengan posisi duduk di tempat tidur atau berbaring. Bernapas sadar dan kembali bersyukur atas hari yang telah berlalu. Kadang, saat-saat tertentu di siang hari juga sempat melakukan napas sadar terutama saat merasa lelah atau kesal. Ambil jeda sejenak dengan ambil napas sadar sehingga bisa tenang dan relax, kembali bersemangat melanjutkan kegiatan.
Latihan Senyum Sadar
Latihan senyum sadar ini setidaknya aku lakukan di pagi hari sebelum keluar kamar, sebelum bertemu atau berhadapan dengan orang lain. Dilakukan dengan senyum dan ditahan hingga hitungan 30. Menghitung di dalam hati. Saat di kamar mandi sambil melihat kaca. Biasanya setelah berwudhu pagi.
Saat siang hari, kadang mulai lelah dan emosi karena suatu hal, kegiatan ambil senyum sadar juga sangat membantu untuk membuat aku lebih relax dan bersemangat, bisa untuk meredam marah dan kembali memberikan reaksi yang baik untuk orang sekitar terutama anak.
Menunda Gawai
Latihan menunda gawai ini terutama dilakukan di pagi hari. Aku terbiasa langsung melihat gawai bahkan sejak bangun tidur. Sebelumnya, saat menunggu adzan subuh suka langsung cek chat yang masuk. Sejak latihan menunda gawai, aku tidak membuka chat sama sekali dan melakukan kegiatan lainnya. Menunda gawai di pagi hari membuat aku bisa fokus menyelesaikan pekerjaan dapur, menyiram tanaman, sedikit stretching, dan menyiapkan sarapan.
Karena ada kewajiban online, aku membuka gawai dan cek chat untuk setor murojaah saja, lalu lanjut menunda gawai dan melaksanakan pekerjaan di pagi hari. Waktu lainnya adalah sebelum tidur. Biasanya aku masih sempatkan untuk membalas pesan atau cek chat bahkan saat sudah di tempat tidur. Dengan menunda gawai ini, aku berusaha untuk tidak lagi membuka gawai setidaknya 30 menit sebelum tidur.
Aku juga sempat gagal menunda gawai di pagi hari karena ingin segera mengetahui kondisi kesehatan ibu di Jakarta yang memang sedang dalam tahap perawatan karena sakitnya. Namun, aku hanya cek chat keluarga dan chat murojaah saja lalu kembali melanjutkan kegiatan sesuai dengan list to do.
Fokus Makan Tanpa Distraksi
Latihan yang satu ini sungguh berat aku rasakan, sesungguhnya sejak dahulu aku sudah terbiasa makan dan mengerjakan sesuatu bersamaan, kecuali saat makan bersama keluarga yang memang secara khusus acara makan bersama. Saat normal, aku akan makan sambil menonton televisi, mengecek gawai, atau membaca buku.
Beberapa hari mencoba, aku selalu terdistraksi dengan mengecek gawai dan menonton televisi. Kondisi ini terutama televisi agak sulit untuk dihindari karena anak atau suami yang sebenarnya sedang menonton, sementara aku makan di ruangan yang sama jadi tidak bisa menghindar dari televisi.
Dengan tantangan dan pola makan di keluarga, aku mencoba untuk makan dengan tenang terutama saat pagi hari, saat masih sepi dan yang lainnya belum ramai beraktivitas. Saat sarapan sendirian aku bisa fokus menikmati makanan, merasakan setiap sensasi rasa dari makanan yang aku masukkan. Misalnya saat makan strawberry aku jadi lebih sadar dengan campuran rasa manis, asam, segar, dan terasa butiran biji-biji halusnya menyentuh lidahku.
Untuk makan menu utama siang atau malam hari, aku cukup sadar seberapa banyak porsi yang aku makan karena sebelum makan sudah menimbang berapa banyak kecukupan atau kebutuhan makananku. Namun, aku belum bisa benar-benar mindful hingga menikmati setiap suapan yang ada. Masih harus berlatih lagi.
Masak Tanpa Distraksi
Kegiatan memasak biasanya aku lakukan sambil mendengarkan podcast atau menyimak youtube. Dengan latihan mindful memasak, aku benar-benar fokus memasak saja. Awalnya terasa aneh karena telinga atau mata ini tidak ada kegiatan lainnya, membuat pikiran menerawang ke mana-mana yang istilahnya my monkey mind keep thinking and busy.
Setelah beberapa hari latihan dan mencoba fokus pada bahan makanan dan kegiatan memasak seperti memotong, mencampur dan lainnya, aku mulai merasakan perbedaannya. Masak jadi terasa lebih nyaman dan cepat selesai.
Manfaat Latihan
Sepekan ini melatih mindfulness membuat aku merasa lebih tenang, nyaman, dan rasanya waktu yang aku gunakan menjadi lebih efektif. Tidak lagi terburu-buru atau melupakan sesuatu karena multitasking. Aku juga merasa lebih mudah untuk mengatur emosi terutama saat ada sesuatu yang tidak aku sukai, reaksi yang aku berikan bisa lebih baik.
Kegiatan ini juga berpengaruh terhadap anak yang secara tidak langsung jadi mendapatkan perhatian lebih baik karena aku lebih fokus juga saat menemaninya. Walaupun saat tertentu aku meminta dia menunggu hingga aku selesai melakukan sesuatu, dia bersedia menunggu dan bisa aktif mencari kegiatan lain sampai aku selesai dan bisa bermain dengannya.
Mentor dan Mentee
Kegiatanku bersama mentor tidak banyak dilakukan di pekan ini, karena aku sudah paham apa yang harus aku lakukan dan tidak ingin membuat mentor terganggu. Namun, mentorku ternyata berbaik hati bertanya kabar dan perihal latihanku. Aku pun menceritakan tantangan terberat ada di makan tanpa distraksi. Beliau kemudian memberikan penjelasan berdasarkan pengalamannya seperti mengubah mindset kita saat makan sehingga bisa fokus hanya makan saja.
Aku perlu mencoba saran dari mentor untuk mengubah mindset fokus makan saja karena tidak ingin rugi kehilangan moment dan rasa makanan, atau pikiran bahwa bukunya bisa kotor kalau makan sambil baca buku, jadi lebih baik cepat selesaikan makan agar bisa segera membaca buku, dan eksplorasi alasan apa yang bisa aku gunakan agar fokus hanya makan saja.
Untuk kegiatanku bersama mentee, aku tidak menghubungi mereka hingga Puspa menghubungi dan bertanya apa yang sebaiknya dia lakukan di pekan ini, sementara tantangan masih saja ada dan keinginan lainnya juga masih belum bisa direalisasikan. Aku mengingatkannya untuk fokus saja pada plan yang sudah dibuat, aku meminta dia untuk menunjukkan meal plan yang sudah dibuat dan mengoreksi beberapa yang masih belum balance.
Tantangan yang ada masih sering tidak sesuai dengan meal plan yang dibuat dan ini suka membuatnya down dan tidak nyaman karena masih suka membeli atau berubah menu karena sanak keluarga. Aku kembali menyemangatinya bahwa meal plan itu hanya sebuah acuan dan bisa disesuaikan dengan kondisi. Yang perlu diperhatikan adalah balance antara asupan protein, sayur/buah, dan karbohidrat.
Tidak perlu merasa terbebani dengan meal plan atau kondisi yang ada. Lakukan saja step by step dan nikmati prosesnya. Dia juga ingin menuliskan kumpulan resep dan materi yang telah dipelajari. Aku hanya mengingatkannya untuk menyiapkan waktu setidaknya 30 menit hingga 1 jam per hari agar apa yang dia impikan bisa terlaksana.
Sementara untuk Azimah, aku menghubunginya lebih dahulu untuk bertanya kabar dan bagaimana kondisi latihannya. Dia menjawab keesokan harinya dan menjelaskan bahwa latihan berjalan lancar sesuai rencana yaitu menjaga pola makan dan perbanyak jalan/stretching. Dia juga menceritakan bahwa di pekerjaannya sedang banyak lembur jadi cukup menguras energi sehingga badannya capek dan terasa agak sakit.
Aku menyemangatinya untuk tetap bersabar dan nikmati saja prosesnya dan tetap memperhatikan kesehatannya. Dia juga bertanya tentang mengubah mindset tentang snack. Aku memberikan saran untuk mengganti snack dengan buah, kacang, biji-bijian, atau granola bar. Jika memang ingin snack lebih berat maka saat makan menu utama diubah ke yang lebih ringan atau perbanyak sayuran.
Gambar yang aku sertakan dalam proses latihan dan kegiatan mentoring di pekan ini adalah senyum dan api, yang mencerminkan rasa bahagia dan semangat yang aku rasakan. Proses latihan ini memang bukan hal yang mudah, tetapi masih mungkin dan sangat bisa untuk aku lakukan. Dengan mengingat manfaat yang kelak akan aku dapatkan saat aku sukses dengan program ini, maka aku bisa tetap semangat menghadapi setiap tantangan yang ada.
0 Comments
Thank you for your visit